Dengan Jari, Bisa Ngaji

Kisah Si Bano, Belajar Mengaji

Kegiatan Outbond Remaja Masjid se-Desa Ngaru Aru, 2016

Bagikan!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

 

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dear Dad n Mom,

Perkenalkan saya, Kak Liek. I am a Kids Energizer sekaligus founder Dunia Bano. Insya Allah, I will impart energy, vitality, and spirit to your kids and family.

Ijinkan dalam tulisan ini, saya berbagi cerita tentang bagaimana perjalanan saya menulis Serial Ngaji Bareng Bano. Sebuah metode ngaji -kekinian- yang insya Allah akan memudahkan anak untuk belajar bahasa lisan dan tulisan Al Quran. Bismillah …

“Sesungguhnya agama itu mudah. Dan selamanya agama tidak akan memberatkan seseorang melainkan memudahkannya. Karena itu, luruskanlah, dekatilah, dan berilah kabar gembira! Minta tolonglah kalian di waktu pagi-pagi sekali, siang hari di kala waktu istirahat, dan di awal malam,” HR. al-Bukhari [39] dan Muslim [2816]

Pada sebuah kajian bakda Magrib tahun 2001, Babe Sukri mengulas hadis di atas berulang.

Sebelum kajian ditutup beliau berpesan, “Kalian harus semangat dalam memakmurkan masjid melalui kegiatan TPA. Islam itu mudah! Didik anak-anak dengan cara yang mudah dan tidak memberatkan. Sekreatif kalian! Insya Allah anak-anak kelak akan tumbuh menjadi generasi saleh/salihah. Kalian, juga tumbuh sebagai orang bermasa depan baik. Maka jangan sekalipun berputus asa dari rahmat Allah!”

Pak Sukri Anshori, kami panggil dengan sebutan sayang, ‘babe’. Beliau merupakan guru agama, pembina remaja masjid, dan guru ngaji kami.
Tahun berlalu, ternyata pesan beliau begitu mengendap di pikiran bawah sadar. Bahkan, sering menjadi tema self talk yang berkelindan di kepala saya.

Allah memang Maha Baik, pada tahun 2001, carut marut hidup akhirnya membawa saya ke kampung yang begitu lekat dengan Islam. Bergabung dengan remaja masjid, ikut ngajar TPA, dan membantu dalam kegiatan pengurus masjid. Semua kegiatan dilakukan untuk menjaga kemakmuran masjid.

Jika dinilai dari ilmu agama, siapalah saya? Seseorang yang tidak pernah mengenyam pendidikan/sekolah berciri khas keislaman apalagi pondok.

Hanya tiga hal dalam diri saya yang bisa saya berikan untuk kegiatan: ide, kreatifitas, dan semangat.

Tapi alhamdulillah, teman-teman menerima saya as who I am dan mereka mengijinkan saya berproses untuk belajar lebih jauh tentang Islam.

Perlahan, kegiatan belajar dan mengajar TPA semakin variatif dan menarik. Mulai berbenah di kurikulum dan proses Kegiatan Belajar dan Mengajar TPA. Adanya berbagai kegiatan kreatif seperti lomba santri, wide games, dan outbond. Dalam skala lebih luas, kami pencetus ide kegiatan Kampoeng Santri Tingkat Kecamatan.

Kampoeng Santri merupakan kegiatan perkemahan santri di tengah kampung. Hampir 300 lebih santri bersemangat mengikuti kegiatan selama tiga hari tersebut. Ada sebuah kejadian yang membuat kita benar-benar dipahamkan akan makna perjuangan dan syiar Islam. Ketika kami harus bisa menutup tekor anggaran dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan bersepakat menyerahkan ponsel kami kepada pembina untuk dijual guna menutup tekor. Padahal di tahun 2007 memiliki ponsel laksana sudah berasa menjadi Sultan Andara. Next time saya ceritakan yah 🙂

Lalu pertanyaannya, dari seabrek kegiatan yang selalu kami lakukan, masih adakah permasalahan di TPA?

Jawabannya, pasti dan selalu ada masalah.

Meski sudah sekreatif mungkin berkegiatan. Tetapi selalu ada yang kehilangan semangat untuk berangkat TPA bahkan say goodbye. Kalau tidak santri, ya guru ngaji yang tak lagi ber-TPA 🙂

Permasalahan tersebut tidak hanya terjadi di TPA kami. Tetapi hampir di semua TPA. Karena, masalah tersebut juga banyak dikeluhkan oleh teman-teman di Forum Komunikasi Ustad/Ustadzah sekecamatan.
Memang harus ada jalan keluar, pikir saya.

Back again, teringat pesan Babe Sukri, “Islam itu mudah. Cari cara yang menyenangkan agar anak-anak mau terus belajar ngaji!”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Uncategorized

Menemukan Metode Jari Bano

Dear Dad n Mom … In the end of 2019, saya ajak Kaira dan beberapa anak TPA dari berbagai usia ngobrol santai di teras rumah. “Coba kalian urutkan huruf hijaiyah dari yang kalian anggap paling mudah sampai dengan yang paling susah kalian lafazkan atau bunyikan!”

Baca Selanjutnya »
Cerita Bano

Hunting Metode Ngaji

Di tahun 2012, saya sengaja datang ke toko buku yang cukup terkenal di Kota Solo. Setelah ngubek-ubek beberapa metode belajar membaca dan menulis Al Quran, akhirnya saya menemukan satu buku yang mencuri perhatian saya. Metode cepat lancar menulis dan membaca Al Quran dengan jari tangan.Ini

Baca Selanjutnya »
Cerita Bano

Kisah Si Bano, Belajar Mengaji

Assalamu’alaikum wr. wb. Dear Dad n Mom, Perkenalkan saya, Kak Liek. I am a Kids Energizer sekaligus founder Dunia Bano. Insya Allah, I will impart energy, vitality, and spirit to your kids and family. Ijinkan dalam tulisan ini, saya berbagi cerita tentang bagaimana perjalanan saya

Baca Selanjutnya »